Next Plan

Sunday, April 26, 2009


Sedang asyik-asyiknya mengerjakan tesis tadi, tiba-tiba seorang teman bertanya, ”Bud, plan loe apa kalo dah lulus ntar?”..Hmm, jujur agak kaget ngedengarnya karena kebetulan juga sedang focus-fokusnya finishing tesis sebelum deadline seminar akhir dan sidang dalam 2-3 minggu ke depan. Pertanyaannya simple, tapi jawabannya tidak sesederhana itu.

Saya tahu sejauh ini belum terpikirkan plan yang detail akan apa yang dilakukan pasca lulus. Palingan masih akan berupaya dengan sekuat tenaga mengejar resolusi yang sudah dibuat di awal tahun kemarin. Dan ketika berpatokan dengan itu, tidak akan banyak perubahan yang akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.

Saya tau sang teman yang menanyakan akan hal itu sudah pasti akan melakukan perubahan besar dalam hidupnya pasca ia lulus. Ia sudah positif resign dari tempatnya bekerja sekarang untuk kemudian fokus mengurusi bisnisnya. Sebuah sikap tegas yang sangat saya hargai dan secara jujur mungkin suatu saat akan saya lewati.

Teman yang lain sudah lama mengeluh akan pekerjaannya yang sekarang yang dia nilai kurang menghargai jerih payah dan kontribusi yang telah dia lakukan. Mungkin saat ini yang dia akan lakukan adalah mencoba mencari tempat berpijak baru yang bisa jadi akan lebih menghargai kemampuannya. Possibly, but still not clear yet..coz it’s all so dilemmatic..

Yah, mungkin dilema seperti inilah yang juga dialami Philip Delves Broughton ketika lulus dari Harvard Business School, sebagaimana yang diceritakan dalam bukunya yang memikat, What They Teach You at Harvard Business School. Pilihan untuk berkarier di Wall Street dengan bayaran yang aduhai tapi mengorbankan kehidupan pribadinya atau kembali ke aktivitas jurnalistik dengan menuliskan buku dengan segala resiko yang ada..

Jujur ketika ditanyakan sekarang, saya belum merencanakan untuk melakukan perubahan besar dalam waktu dekat...
Satu hal yang pasti, saya masih merasa kontribusi yang saya lakukan di tempat yang sekarang juga masih belum optimal. Masih ada beberapa hal yang bisa ditingkatkan. Juga ada keinginan untuk bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat di bangku S2 kemarin. Mencoba mencerna kembali dan mengendapkan apa saja yang sudah didapat dalam 2 tahun periode perkuliahan kemarin..Memang agak kurang optimal karena dilakukan sambil bekerja, makanya masih sering merasa ilmu yang masuk seakan-akan hanya numpang lewat semata…Makanya dalam 1 tahun ke depan masih akan eager untuk mencoba mencerna dan menerapkannya pelan-pelan dalam dunia nyata..

So, temans..there will be no major change for short term after my graduation…Completely, I will miss all the cheers, great time, and also hard time during the class…gonna find some other way to spend night starting from now..hopefully it will still positive..
Doakan tesis ini bisa segera beres yahh…:-)

Straight from the Gut


Well, bila saya ditanyakan buku manajemen apa terbaik yang pernah saya baca, salah satunya adalah buku “Straight from the Gut”-nya Jack Welch. Penulisannya bergaya biografi yang renyah, tp tetap padat isinya. Buku manajemen yang tidak menggurui karena ia berasal dari pengalaman nyata Welch sendiri.

Dmulai dari awal mula dia berkarier di GE, masa2 penuh politik kantor sebelum diangkat menjadi CEO, hingga beberapa terobosan dan kasus2 yang dialami smasa dia jd pucuk pimpinan tertinggi d GE.

Buku ini menarik karena kita diajak u/ melihat setiap problem yang ada dari sudut pandangnya sebagai sosok manusia biasa, apa yang dia rasakan ketika harus menjual anak2 perusahaannya yg tdk menguntungkan dan merasionalisasi berpuluhribu karyawan karena prinsip ketatnya soal Nomer 1 atau Nomer 2..juga tentang prinsipnya u/ bs menjadikan GE perusahaan besar yg menerapkan manajemen ala perusahaan kecil (birokrasi lebih kecil serta lebih lincah). Simak juga frustasi yang dia rasakan ketika dia merasa bahwa apa yang disampaikan di kelas kepemimpinan di Crotonville ternyata tidak mampu diaplikasikan dengan baik dalam pekerjaan sehari-hari. Ini yang menjadi awal mula dari sesi Work-Out yang mencoba untuk mengumpulkan ide dari beberapa kelompok karyawan untuk kemudian bisa diterapkan di bawah supervisi dari bossnya masing-masing.

Coba lihat beberapa prinsipnya sebagai berikut.
- Memberi gaji terbaik, sambil memiliki angka pengeluaran gaji terendah. Prinsipnya mendapatkan orang terbaik, dengan gaji terbaik dengan tidak perlu menggandeng orang yang sebetulnya tidak dibutuhkan dalam bisnis. Jadi, mendapatkan produktivitas lebih tinggi dengan orang yang lebih sedikit.
- Perlu menjadi ”hard” untuk menjadi ”soft”, intinya adalah membuat keputusan sangat tegas tentang orang atau pabrik sebagai prasyarat untuk membicarakan nilai-nilai yang soft, misalnya keunggulan atau organisasi pembelajaran.

Intinya berbagai trik manajemen dengan bumbu konfliknya dikisahkan scara gamblang dan aplikatif d buku ini. Menarik kalo ke depannya ada kisah lokal yg bisa diangkat k bentuk buku seperti ini.

Filosofi 3 Kalau


Berikut filosofi yang sangat dahsyat terkait dengan resesi ekonomi saat ini dari seorang entrepreneur tangguh kita, Chairul Tanjung. So inspiring!!

“Kalau ternyata krisis ini sangat dalam dan sangat panjang sehingga semua orang harus mati, pastikan kamu mati yang terakhir. Kalau krisis ini sangat panjang dan sangat dalam, sehingga semua orang mati tapi ada yang tersisa satu, pastikan bahwa kamulah yang tersisa itu. Kalau ternyata tidak ada krisis, pastikan kita yang paling bahagia karena kita adalah orang yang paling siap.”

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.