Selamat Ulang Tahun, TDA [Selintas Milad 2 TDA]

Sunday, January 27, 2008


Suatu waktu saya pernah bermimpi untuk bisa lagi memiliki sebuah USB flash disk mungil sebagai sarana menyimpan data. Kebetulan kepunyaan saya yang lama hilang, sehingga jadilah selama ini hanya mengandalkan harddisk eksternal yang ukurannya cukup besar kemana-mana. Sama sekali tidak terduga, ternyata hari ini saya bisa mendapatkan USB impian saya itu. Tidak tanggung-tanggung, dengan ukuran 4 GB, merk terkenal, dengan ukuran mungil. Terlebih lagi, bukan hanya itu, sebuah tas laptop batik dan produk-produk jamu Mahkota Dewa juga menjadi bonus tambahan. Sebuah anugerah dalam satu hari yang sama. Dan mari kita lihat apa saja yang terjadi dalam hari ini....

Puncak perayaan milad ke-2 TDA akhirnya resmi dilangsungkan pada hari ini, Minggu, 27 Januari 2008, dengan bertempat di Gedung Menara BDN Lt.11. Resmi dihadiri sekitar 400an peserta, acara dibuka dengan refleksi 2 tahunan oleh founder TDA, Badroni Yuzirman. Sebuah refleksi yang menceritakan kembali awal berdirinya TDA yang dipelopori oleh sebuah pertemuan para pembaca setia blog Pak Roni di RM Sederhana di bilangan Rawamangun, pada tanggal 22 Januari 2006. Sebuah pertemuan, yang di kemudian hari terus menggulirkan sebuah komunitas yang beranggotakan hingga 1500 an member.

Acara-acara selanjutnya mengalir dengan begitu ringan dan memotivasi. Format acaranya yang padat dirancang dengan begitu variatif. Ada sesi talkshow dengan pembicara berlimpah ruah, sesi motivasi dengan cerita pengalaman jatuh bangun yang begitu inspiratif, sesi kentrung, sejenis lenong, yang sangat menghibur, hingga sesi awards dan pembagian doorprize yang sangat ditunggu-tunggu. Memang sudah tepat dengan temanya, Celebrating, sharing, networking, inspiring, rewarding dan challenging.

Saya pribadi menikmati momen-momen berlangsungnya acara yang ada. Nikmatnya, akhirnya saya bisa bertemu dan berkenalan dengan sosok-sosok yang sebelumnya hanya saya nikmati dari cerita-ceritanya di blog saja. Memang berbeda dengan momen-momen TDA Offline sebelumnya, di momen kali ini saya coba untuk mempersiapkan diri lebih dengan cara mengunjungi blog-blog anggota-anggota TDA sebelum acara berlangsung. Jadi, saat acara paling tidak sudah ada bayangan, walaupun sedikit, tentang orang-orang yang ingin ditemui.

Terlebih, mengikuti saran dari sang ketua panitia, Pak Faif Yusuf, kartu nama sukses dipersiapkan di saat-saat terakhir. Yup, kartu nama baru saya ambil pagi-pagi sekali sebelum berangkat di markas Rumah Video. Sebetulnya masih ada kartu nama yang sebelumnya, hanya saja karena ada perbaruan logo Rumah Video, mau gak mau, kartu nama baru pun kemarin ngebut dipersiapkan dalam tiga hari.

Satu lagi persiapan saya sebetulnya ialah membawa buku-buku untuk ditandatangani oleh pengarang-pengarangnya di momen ini. Kebetulan saya curiga paling tidak ada 4 pengarang buku yang saya miliki yang akan hadir di acara ini. Ada Pak Masbukhin Pradhana, dengan bukunya ”Cara Brilian menjadi karyawan beromzet milyaran”, lalu ada Pak Wuryanano, dengan bukunya ”the 21 principles to build and develop fighting spirit”, trus ada Pak Valentino Dinsi, dengan ”Jangan mau seumur hidup jadi orang gajian”. Sayang, bukunya Cak Eko nyelip, dan belum ketemu hingga saat-saat terakhir. Alhamdulillah, dari target yang ada, yang sukses cuman Pak Masbukhin, yang dicegat setelah menjadi host, dengan bonus, tanda tangan Pak Faif di buku perdananya, ”Rahasia jadi entrepreneur muda”. Pak Wuryanano meleset dari sasaran. Padahal Sabtu sebelum hari-H, sempat bertemu langsung di Hotel Peninsula untuk mengambil majalah titipan dari beliau. Pak Valentino, juga sama, meleset.

Satu lagi persiapan yang kurang sukses, adalah handycam. Awalnya memang sudah ditawari pinjaman dari Rumah Video, hanya saja pas hari-H ternyata masih belum juga kembali dari acara lain. Ya sudah, modal multimedia pun dilakukan seadanya saja.

Hmmm...cukup cerita kurang pentingnya...:)

Kembali lagi ke acara. Bisa dikatakan sebetulnya peserta cukup kewalahan menerima hantaman materi yang berlimpah dari pembicara-pembicara yang berbobot. Ada Pak Wuryanano, dengan filosofinya, jatuh, bangun, jatuh, bangun, dan bangun terus, dengan modal IMF (Istri, Mertua dan Family). Ada Pak Teguh Atmajaya (Bang Azmi), yang ternyata eks rekan satu departemen IT dengan Pak Masbukhin. Ada Mas Adzan W, lulusan Fasilkom 2001, yang terinspirasi berbisnis ketika ada tetangganya yang meninggal karena keterlambatan perawatan di rumah sakit akibat ketiadaan biaya. Dan lain-lain, seperti Bu Doris, Mas Phillips, Pak Bambang Triwoko, Pak Tri Atmojo, Cak Eko, Pak Fauzi Rachmanto, Mas Hendy Setiono, dengan host sekaliber Pak Masbukhin dan Bu Aning Harmanto. Lebih lengkapnya tentang mereka, bisa dilihat langsung di blog-blog mereka yah.

Nah, pembicara terakhir cukup spesial. Dikatakan cukup spesial karena bisa dikatakan baru pertama kali inilah pembicara ini sharing ilmu-ilmunya yang ringan dan menyentil di komunitas TDA secara umum. Raja FO Bandung, dengan outlet-outlet yang bejibun, seperti The Big Price Cut, China Emporium, The Summit, The Container, dan lain-lain. Yup, namanya Pak Perry Tristianto.

Bahasannya sangat to the point. Ia tidak suka dengan bisnis yang ribet, terlebih bila harus berurusan dengan pemerintahan. Ia lebih menyukai bisnis, yang disebutnya, bisnis recehan. Yup, recehan, tapi semakin lama akan semakin menggunung, hingga akhirnya menjadi laksana bukit. Ceritanya asyik. Ketika bicara tentang anaknya, yang saat ini masih berkuliah di Perth, ia berkata simple. Akan meminta anaknya untuk berjualan juice di tepi jalan. Yup, lulusan Perth dimintanya jadi pedagang kaki lima. Triknya simple. Ia akan mendeklarasikan ke teman-temannya bahwa anaknya saat ini sedang berjualan juice dengan fasilitas sendiri di tepi jalan. Jadinya, akan banyak orang yang tahu. Efeknya, orang-orang akan tertarik membeli di sana. Dan bisnis pun lama-lama akan membesar. Analoginya, manfaatkan nama besar untuk membesarkan sebuah usaha yang masih kecil. Misal, bila kita karyawan Bank Mandiri, maka boleh dibuat warung makan dengan sebutan tambahan, warung makan eks karyawan Mandiri...:)

Pelajarannya secara garis besar simple. Jalan-jalan, cari wawasan lebih, manfaatkan waktu luang, cari teman yang banyak, banyak maen...Satu lagi provokasinya, bila berbisnis ga usah lama-lama dan repot-repot memikirkan BEP. Cukup pikirkan kemungkinan ruginya berapa, apakah kalo rugi kita akan melarat, kalo enggak ya udah jalanin saja. Hmmm... ucapan yang terakhir memang provokatif abis deh..

Oke, acara tentunya ga cuman berlangsung serius. Sesi kentrung, sejenis ketoprak dan lenong, bisa membawa kesegaran di tengah keseriusan acara. Tak dinyana, ternyata TDA menyimpan calon-calon pemeran Ekstravaganza masa depan, seperti Bu Aning, Bu Yulia, Pak Faif dan Pak Agus Ali...:)

Dan akhirnya, sampailah kita di acara-acara terakhir. Diawali dengan awards, yang terdiri dari TDA Blogger Awards, TDA Dream Writing Awards, dan ”All About TDA” Writing Awards. Kemudian diselingi dengan wisuda wirausahawan baru TDA, dan challenge untuk milad ke depan. Dan ditutuplah acara dengan penutup seperti biasa, dengan dream setting oleh Pak Yusef Helmy dan penutupan. Berakhirlah acara hari ini dengan sukses...:)

Mmmm...lantas bagaimana asal muasal USB flash disk mungil yang diceritakan di depan??

Alhamdulillah, tak disangka, tulisan sederhana saya tentang TDA, bisa menjadi juara 2 di ”All About TDA” Writing Awards. Padahal, tulisannya masih tipikal orang yang belajar menulis, dan sempat ragu juga untuk mengikutsertakannya tempo hari. Makanya, tulisannya baru dikirim di saat-saat terakhir batas waktu, yaitu tanggal 20 Januari jam 22.00 malam. Karena tidak yakin pula, sempat lama juga bereaksi waktu dipanggil untuk maju ke panggung. Maaf yah Bu Aning karena lelet..

Akhir kata, saya mendapatkan hadiah-hadiah seperti yang saya sebutkan di atas. Thanks to Bu Aning dan Pak Bams atas kontribusi hadiahnya. Thanks also to all TDA Communities. What I can say right now, Happy birthday, all the best for u…

Note : Btw, ada yang punya foto penyerahan hadiahnya gak? Mo dikoleksi en tadi kelupaan nanya…hehe..mumpung ada foto bareng Pak Roni, jarang2..:)


Note 2 : Innalillahi wa Inna Ilaihi Rojiun, di tengah acara didapati kabar bahwa mantan Presiden kita, Bapak Soeharto, telah meninggal dunia jam 13.00. Semoga arwahnya diterima di sisiNya. Amin.

0 comments:

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.