Are u the one we looking for??

Sunday, February 24, 2008


Bila Anda :
1. Pria/wanita, usia max. 30 tahun.
2. Lulusan S1/D3, lebih disukai dari jurusan Akuntansi.
3. Menguasai komputer, terutama MS Office.
4. Rajin, ulet dan dapat bekerja sama dalam team.

Sebuah perusahaan audio visual yang sedang berkembang di Jakarta membutuhkan tenaga untuk posisi :

Staf Accounting.

Kirimkan lamaran lengkap Anda ke :
Rumah Video
Jl. Sadar IV No. 15 Ciganjur Jakarta Selatan
Paling lambat 2 minggu setelah iklan ini terbit.

Terima kasih.

Mulai berbentuk

Akhirnya, setelah sekian lama menggantung, website baru dari Rumah Video sudah mulai keliatan bentuknya saat ini. Kira-kira layoutnya nantinya akan jadi seperti ini.

Opening :


Layout :


Bagian favorit saya di website ini ialah opening dan tampilan headernya. Openingnya diset dengan kesan Home sweet home. Sementara headernya sengaja menampilkan lokasi-lokasi bersejarah dan ”icon” Jakarta secara bergantian, seperti Monas, tugu proklamasi, patung Sudirman, museum Fatahillah, patung kuda jalan merdeka, dan patung pak tani.

Jadi ingat, hunting fotonya kemarin dilakukan pas lagi persiapan H-1 Milad TDA. Makanya akhirnya, ga bisa full bantu-bantu di lokasi acara. Setelah ngambil titipan dari Pak Isdiyanto dan Pak Wuryanano di Peninsula, en bantu2 angkat2 barang dikit, langsung harus buru-buru meninggalkan lokasi (sory Pak Faif dan Pak Hasan...).

Untuk websitenya, akhirnya jadi lama terbengkalai karena kesibukan operasional harian. Toh, website yang lama kemarin dianggap untuk sementara cukup. Tapi, karena logo baru sudah beredar via kartu nama, kayaknya dah ga bisa santai2 neh. Skrg dah tinggal ngerapiin databasenya, upload di hostingan, launching deh. Target Maret 2008 sudah harus OK. Bismillah.

Airsoft gun


“Ajarilah anakmu berenang, memanah dan menunggang kuda.” [Hadist Rasulullah SAW]

Airsoftgun, untuk sebagian orang, memainkannya sudah menjadi hobi tersendiri. Pun, mengkoleksi senapan dan pistolnya. Yah, untuk sebagian orang, tp saya lebih memilih hobi lain yang lebih murah, seperti tidur (hehe..hobi yang mahal neh skrg)…

Awalnya sempat malas untuk ikutan ketika teman kuliah ngajakin untuk main games ini kemarin. Niatnya, sekaligus refreshing selepas ujian Operation Management Jumat malamnya. Malas bukan karena apa-apa, itungan capek berat karena seabis ujian langsung di-push standby semalam suntuk di kantor. Lagipula, malam minggunya masih harus melanjutkan lagi periode standby ronda malamnya. Pengennya seh, sabtu siang itu digunakan untuk full tidur di ranjang tersayang.

Yah, akhirnya menyerah juga setelah ngeliat sang teman tetap dengan gigihnya mengajak. Itung-itung olahraga. Lagian jadwal futsal en sepedaan sekarang jadi berantakan gara-gara kerjaan.

Sampai rumah jam 9 kurang di hari Sabtu itu. Tidur pagi. Bangun lagi pas Zuhur. Langsung siap-siap buat berangkat ke tujuan (eh, ga ding, tidur2an ayam dulu). Jalan jam 1 siang, sampai tujuan di Area 81, Gatot Subroto jam setengah 3, which is telat ½ jam dari jadwal semula. Kontan aja diteriakin protes ama anak-anak yang lain (huu..maaf, siapa suruh Jakarta hujan jam segitu, jadinya macet total dmana-mana)..

Area 81, yang sebenarnya memanfaatkan fasilitas pabrik di Gatsu ini, menawarkan paket harga yang bersaing. Rp 35 ribu perjam untuk yang hanya menyewa lokasi, tambah Rp 25 ribu lagi bila include senapan dan pelurunya. Settingan medan tempur diset indoor, dengan banyak ruang-ruang kecil dan boxes sebagai tempat perlindungan. Bwat yang sering main games CS (Counter Strike) pasti bakalan familiar. Nah, karena tahu pelurunya bakalan lebih sakit dibanding paint ball, maka dari rumah sudah sengaja menggunakan kaos lengan panjang.

Akhirnya games dimulai. Kebetulan karena yang datang dari kita cman 6 orang, sy, Julius, Yunus, Irsal, Victor dan Puti, makanya kita tanding ngelawan tim lain yang kebetulan baru ketemuan di tempat. Tim lain ini asalnya dari Bintaro dan kebetulan nyaris setiap Sabtu rutin maen airsoftgun disini. Wah, amatir versus profesional neh.

Mulai tembak-tembakan. Sy memilih strategi standar sy, yang biasa dipake pas futsal dan maen paintball terakhir kali, jadi bek sayap kanan. Namanya amatir, walau maennya kudu nyebar, tetap aja di sayap maen keroyokan. Tiga orang langsung rame-rame ngepost di sayap kanan. Awalnya ambil aman, maen belakang di sayap kanan. Alibinya, ngelindungin dari belakang teman-teman yang ngerangsek maju.

Bismillah. Majulah 2 teman di sayap kanan dengan senapan otomatisnya. Karena setingannya otomatis, mulailah menembak membabi buta. Oh ya, aturan mainnya sekali kena harus fair mengaku kalah dan meninggalkan permainan. Games selesai bila salah satu tim keabisan player. Dretetetet….berondongan senapan otomatis memborbardir 2 teman saya yang di depan. Wah, langsung mati 2. Tinggallah saya sendirian ngadepin tim lawan yang rupanya keroyokan juga di sayap kanan.

Sembunyi di box, nunggu lawan berhenti nembak, dan niatnya langsung muncul sambil nembakin peluru membabi buta. Haduh, gaya film banget yah. Tapi, kalo di film it works, di sini, muncul, coba mulai nembak, ternyata…dretetetet…ternyata keduluan lawan. Game over.

Sesi 1 selesai dengan kekalahan telak tim kami. Sekarang saatnya bwat sesi 2. Nah, aturan mainnya agak dibedain. Tim lawan cman 3 orang, sementara kami ada 7 orang. Rulesnya, tim lawan harus mampu menculik satu-satunya personel perempuan di tim kami. Logikanya, kita menang jumlah dan syarat menangnya mereka lebih susah.

Coba strategi beda tapi mirip dengan sebelumnya. Kali ini dari sayap kiri. Tembak-tembakan dengan lawan di sayap kiri. Akhirnya mutusin bwat coba jadi hero. Majulah menyerang dengan PD tinggi, sambil dilindungin oleh teman. Saat maju dan yakin kalo lawan di kiri ga akan berkutik, eh ternyata...dretetetet...kena berondongan peluru dari sayap kanan. Rupanya ada personel lawan yang sembunyi dari sisi lain, yang khusus membidik sasaran-sasaran yang bergerak maju. Cross shot....yang ginian sama sekali ga keduga.

Sesi-sesi selanjutnya diakhiri berturut-turut dengan sekali kena freeze (ditodong senapan dlm jarak dekat), sekali menang, sekali dipojokin ma 2 orang sekaligus en terakhir kalah gara-gara keabisan peluru. Hehe...bukan prestasi yang bagus kayaknya...

Anyway, enough for the games. Cape berat uuyy. Saatnya pulang, en siap-siap lagi coz shift kerja malam sudah menunggu.

Whatever you think, think the opposite


Ketika merenungkan hidup Anda, ada hal-hal yang akan Anda sesali.
Anda telah mengambil keputusan yang salah.

Salah.
Anda telah mengambil keputusan yang benar.

Hidup adalah tentang mengambil keputusan.
1. Apakah saya seharusnya kuliah atau bekerja?
2. Apakah saya menikah saat ini atau menundanya?
3. Apakah saya akan minum anggur, air atau teh?

Apapun keputusan yang Anda ambil, itulah satu-satunya keputusan yang dapat Anda ambil.

Jika tidak, Anda akan mengambil keputusan yang lain.
Apapun yang kita lakukan, kitalah yang memilih.
Jadi, apa yang harus disesali?

“You are the person you chose to be.”


Kutipan ini saya ambil dari buku terbarunya Paul Arden, seorang legenda dalam dunia periklanan di Inggris. Bukunya sendiri sudah sempat diresensi oleh Pak Roni di sini. Membacanya ringan, karena bahasanya simple, penuh ilustrasi dan inspiratif.

Simak beberapa kutipan-kutipan dari buku ini.

“Old Golfers don’t win (it’s not an absolute, it’s a general rule).”
Intinya, pengetahuan membuat kita main aman. Pernah melakukan kesalahan akan membuat seseorang menjadi lebih hati-hati, bahkan mungkin terlalu hati-hati (Don’t, know how it feels till now). Rahasianya, adalah dengan tetap berjiwa kekanak-kanakan.

”Instead of waiting for perfection, run with what you’ve got, and fix it as you go.”
Intinya, kerjakan lalu perbaiki sambil jalanan. Teguran keras neh untuk urusan website yang lama ga dikelarin kemarin.

Dan masih banyak inspirasi lainnya dari buku ini.

Kutipan terakhir dari buku ini, “This is not the end. It is a new beginning.”

Happy reading.

It still a plan, for now…


Standby. Dua kali malam minggu akhirnya dilewatkan juga di kantor di bilangan Pondok Indah. Project yang lagi high tension (sampai mendapat julukan project 24/7 – 24 jam/7 days a week) emank akhirnya ngebuat jadwal yang sudah sy susun kemarin-kemarin jadi berantakan. Dan otomatis, efeknya dua kali malam minggu absen ”ketemuan rutin” ma temen-temen. Belom lagi, sabtu minggunya beberapa kali ikut kesita buat kerjaan.

Ketemuan yang gini-gini akhirnya ngingetin kita2 lagi kalo sejatinya setiap orang itu kudu ”balance”. Makanya suka ngerasa ga enak juga kalo kita sendirinya ikutan memaksa orang ”push the limit”, terutama untuk teman-teman di Rumah Video. Teman-teman editor dan kameraman sudah jamak untuk kerja di saat malam dan weekend. Idealnya, jumlah yang seperti ini harus diminimalisir. Kurang orang, maka SDM kudu ditambah. Kalopun terpaksa lembur, sudah mulai dipikirkan bentuk apresiasi yang lebih, selain makan malam dan transport.

Well, buat sementara ini barulah plan. Rumah Video belumlah sebesar Ericsson, yang punya kompensasi lumayan untuk lemburan. Untuk sekedar menghibur, masih banyak company yang bahkan sudah cukup besar yang masih kurang apresiasi dengan overtime. Tapi, Bismillah, niat baik Insya Allah sudah dicatat. Amin.

Kuliah itu....(1)


Baru saja menyadari. Total sudah 3 trimester yang saya jalani di Prasetiya Mulya. Tapi, so far saya belum pernah menceritakan tentang perkuliahan yang saya jalani sekarang di media ini.

Oke. Ini sekedar pengantar. Dalam beberapa tulisan ke depan saya ingin sedikit mengangkat tentang momen perkuliahan yang saat ini sedang saya hadapi.

Terus terang saja mengambil S2 di Manajemen Bisnis adalah impian saya semenjak lulus dari kuliah. Bukan dalam artian saya tidak lagi meminati bidang yang sifatnya teknikal, karena saat ini pun saya masih berada di jalur teknikal di pekerjaan saya sebagai engineer telco. Bukan semata karena keinginan untuk mulai belajar bisnis, karena jujur saja untuk belajar bisnis ada banyak sarana lain yang saya pikir lebih efektif (contohnya TDA...:p ). Yup, alasan sebenarnya sangat simpel, untuk bisa mendapatkan perspektif dan pengalaman yang baru. Lagipula saat ini saya ingin bisa merasakan momen kuliah kembali dengan tidak mengandalkan kocek orangtua.

About the study itself, jujur saja sangat jauh berbeda dengan mata-mata kuliah yang saya dapatkan di jenjang sebelumnya, di Elektro UI. Bila di Elektro, ilmu yang diajarkan lebih banyak ilmu pasti yang hanya mengenal jawaban benar atau salah, di perkuliahan yang sekarang sebetulnya benar dan salah itu abu-abu. Jawaban yang benar untuk satu kondisi belum tentu cocok untuk diterapkan di sisi yang lain. Yang pasti, di awal perubahan mindset adalah sesuatu yang berat yang harus dilakukan.

Masa perkuliahan di Prasmul dimulai dari masa matrikulasi selama 3 bulanan. Mata kuliah yang ada sistemnya paket-salah satu perbedaan dengan S1. Saat itu, mata kuliah yang ada di matrikulasi ialah Accounting, Statistics dan Macroeconomics. Ini adalah mata-mata kuliah basic, yang dari awal pun memang sudah diniatkan untuk sekedar mengkompensasi kekurangan dari anak2 yang baru pertama kali ini mengambil mata kuliah jurusan ekonomi. Jadinya untuk mereka-mereka yang merasa sudah cukup capable, sebenarnya bisa saja men-skip matrikulasi ini, dengan tentunya musti melalui ujian bebas matrikulasi.

Di periode matrikulasi ini, mata kuliah accounting dan statistics mungkin masih tergolong mata kuliah yang cukup dekat dengan Teknik. Ini karena masih banyak itung2an yang ada di sini. Jujur saja, karenanya saya agak menganggap 2 mata kuliah ini membosankan (upss..). Mungkin karena mata kuliah itungan kayak gini dah keseringan dapet di S1. Tapi, memang harus diakui 2 mata kuliah ini adalah basic dari mata-mata kuliah selanjutnya. Accounting adalah basic dari finance, sementara statistik akan sangat digunakan di marketing, terutama nantinya untuk metode riset marketing.

Macroeconomics memang mata kuliah yang paling asyik. Mata kuliah jenis seperti ini memang baru kali ini saya dapatkan. Terlebih, dosen yang mengajar punya gaya pendekatan yang unik, informal dan presentasinya interaktif. Tugas akhirnya juga aplikatif, presentasi tentang indikator-indikator makroekonomi yang ada di negara kita. Dan kelompok kami kebagian materi tentang GDP (Gross Domestic Product).

Oh ya, satu hal tentang perkuliahan di Prasmul ini. Tugasnya lebih banyak dikerjakan secara kelompok, jadi mau ga mau dalam seminggu musti spare waktu bwat ketemuan dengan teman-teman kelompok. Problemnya adalah, rata-rata anak2 yang mengambil juga sudah bekerja, jadinya mencari waktu ketemuan pun lumayan susah. Tapi biarpun tugas banyakan kelompok, nilai perkuliahan menggunakan sistem distribusi normal, which means dari 20 orang anggota kelas yang ada, yang bisa mendapat nilai A maksimal 4 orang [wuihh..]

Anyway, periode matrikulasi yang singkat akhirnya selesai. Kesan pertamanya, menjanjikan. Juga menantang. Macroekonomics jadi mata kuliah favorit. Dan memang akhirnya nilai ujian paling tinggi dibanding mata kuliah lain, yaitu 95 (hehe..boleh dunk nyombong...:). Oke deh, demikian sekilas tentang matrikulasi. Sisanya nyusul. Any question??

Sebuah pelajaran dari Mang Ujang

Friday, February 22, 2008


“Assalamu’alaikum, Ir. Budi, bagaimana kabarnya. Ini Mang Ujang, masih di Siemens-kah? Saya kemarin baru ketemuan dengan Ir. Berli di Siemens Pancoran.”

Demikian kira-kira isi SMS yang saya terima beberapa hari yang lalu. Kaget sekaligus merasa lucu. Lucu karena penggunaan istilah Insinyur sudah lama tidak digunakan lagi. Sekaligus kaget karena tidak mengira sosok ini sempat-sempatnya meng-sms saya setelah sekian lama. Lagipula, saya sudah sekitar 2 tahunan meninggalkan Siemens.

Namanya Mang Ujang. Sudah beberapa tahun ini beliau berjualan ayam bakar di Kantin Teknik UI. Sekaligus menjadi marbot di Musholla Fakultas tercinta kami itu.

Rupanya sms itu berlanjut lagi dengan tawaran dari Mang Ujang yang sedang menjajakan buku agenda UI beserta kalendernya. Yup, awalnya emank sempet males juga seh untuk ngebelinya. Terlebih mengingat sebelumnya sudah sempat membeli agenda dan kalender 2008.

Tapi rupanya doi tergolong sosok yang gigih. Langsung saja beliau menceritakan tentang orang-orang yang sudah membeli agenda darinya, yang semuanya selalu diawalinya dengan sebutan Ir.

Mungkin ada teman-teman yang bertanya bagaimana seorang marbot dan penjual ayam bakar bisa mengetahui begitu banyak nomor HP dari alumni-alumni Teknik UI. Jujur saja, saya kagum dengan kegigihannya menawarkan produk, juga kagum melihat begitu banyak alumni yang sudah dikontaknya.

Rupanya selama ini Mang Ujang cukup rajin menyapa teman-teman alumni yang kadang suka berkunjung ke kampus. Sambil mengobrol dia akhirnya ikut mencatat nomor kontak dan alamat pekerjaan mereka. Yah, kebiasaan yang akhirnya terbukti suatu saat bisa bermanfaat juga.

Yup, akhirnya saya pun memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan olehnya. Bukan karena kasihan, akan tetapi karena kagum melihat kegigihannya berjuang merubah hidupnya. Dan ketika di hari itu akhirnya saya bertemu dengannya, ternyata saya harus kembali terkejut. Sosok Mang Ujang yang biasanya berkaos oblong dan bersandal jepit, yang biasanya menjajakan ayam bakar dan membersihkan musholla, hari itu berdiri di depan saya dengan setelan kemeja, celana bahan, sepatu pantofel, dan juga-dasi.

Perubahan Logo Rumah Video

Thursday, February 14, 2008

Lumayan telat juga untuk posting ini, padahal kartu nama sudah sempat beredar ke beberapa tempat. Yup teman-teman, sekedar ingin memberitahukan, kalau logo Rumah Video sudah resmi berubah di taon 2008 ini. Ga mau kalah neh dengan company2 besar sekelas Pertamina or Mandiri yang logonya kini berubah.

Jelasnya bisa dilihat di bawah.

Logo Lama :



Logo Baru :



Alasan paling utama : penyegaran. Yang pasti, logonya terlihat lebih DINAMIS dan berjiwa MUDA khan.

Semoga bisa lebih baik ke depannya. Amin..

Salam,

Manajemen Rumah Video, 2008.

NB :
*) Untuk tim produksi, benar-benar Think DIFFERENT...Gud luck guys...:)
*) Di websitenya masih belum dirubah buat sementara. Tapi, launching dulu aja, sisanya nyusul.

Quote Of The Day (Lucky You)


Jika Anda mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup badan, atap di atas kepala, dan tempat untuk tidur, maka Anda lebih kaya dari 75% penduduk dunia.
Jika Anda mempunyai tabungan di bank, dan uang receh di dompet, maka Anda lebih kaya dari 92% penduduk dunia (taken from Ippho Santosa, dalam tulisannya “Rahasia Besar tentang syukur”, majalah Pengusaha, Nov 2007).

7 Steps to Entrepreneurship


Sekedar mengutip dari Tanadi Santoso, salah satu tulisan provokatif, ga jauh beda seh dengan kurikulumnya TDA, DBSA (Dream Belief Strategy Action). Dituliskan dengan tujuan awal sebagai pemotivasi kembali untuk diri pribadi. Semoga berguna, Cheers !!...:)

Taken from :http://www.tanadisantoso.com

1. Start with a DREAM.
To make a great dream come true, You must first have a great dream..

We have to have a dream about something, be it a TRADING, a MANUFACTURING, a SERVICE business, or JUST ANYTHING we want to start with. Be it tiny, small, Big, GIANT, simple, complex,… whatever… START FROM there. Something you love, something you are obsessed with. PASSION is everything.

2. LEARN EVERYTHING about it.
Perfection is in the detail.

Your products, competitors, specifications, FINANCIAL NEEDS, how to sell, whom to sell to, what pricing is the best, how better are you from your competitor, your location, plus millions of the detail that you SHOULD KNOW ABOUT.

3. CONSULT.
Seeks ADVICE, but FOLLOW your OWN BELIEF.

Consult your PARENTS, ex-boss, consultants, ASK the experts, the trusted friends, your NETWORK, but in the end you must FOLLOW YOUR OWN HEART.The final war is on your own, ask and seek advice but YOU are the ONE THAT REALLY COUNTS, the final decision is yours. Very often the advice from the experts are true and helpful, MODIFY your dream if necessary, but finally IT IS YOUR LIFE, YOUR WAR and you are the one that can makes the DIFFERENCE.

4. PREPARE your WAR.
Time for the final preparation.

Look for the funding, MONEY is everywhere ;), you can ask it, borrow it, make partnership, etc. Make plans, conatct your supplier to be, your customers to be, and most important call your FRIENDS. Do a PLAN A, PLAN B, escape plan, etc. Start HIRING the best your money can do, look for location that suits you, your company name, legal matters etc etc… just prepare EVERYTHING in detail

5. GUTs, taking the CALCULATED Risk.
No GUTs, No Glory!

Every business is about RISK TAKING, it can be small, it can be big, there is always risk in our lifes, and the very essence about Entrepreneurship is RISK TAKING. We have to estimately know that there is big chance of success, then we start off.

6. JUST GO DO IT!
The time is NOW!

Unperfection in a life is common, we set our deadline, and when it comes, we just have to GO DO IT. There will be changes, bending directions, firing, new partners etc, but the things JUST HAVE TO BE DONE, and it is better to do it wrong the first time than NOT DOING IT AT ALL.

7. ADAPT, CHANGE, and DO IT AGAIN.
When the TITANIC sank. You just have to be able to deal with FAILURES.

There is always risk of failures and it did happen, so be prepare for the WORST and keep HOPING for the best. When failures hits us, it is time to think again bout our ventures. Bent our operation, compromise something, dream again, plan again, do again, failures again, AD INVINITUM. Accept FAILURES but do not surrender. Go back to No.1, DREAM again, LEARN again, ASK around, PLAN, DO IT AGAIN!

***** Luck = Preparation meeting Opportunity *****

NB (6-May-08). Barusan ada tambahan lagi tips dari blognya Pak Agus Ali TDA, http://agusali.blogspot.com/2008/05/10-steps-entrepeneurship.html
Semoga berguna.

Hidup bagai seorang perantau..

Monday, February 04, 2008

Sabtu, 2 Februari 2008


View jalanan menuju Lido, hujan buatan karena ada pipa bocor



View jalanan depan ITC Cempaka Mas, air dimana-mana


Coba bayangkan Anda adalah perantau…
Maka yang akan dilakukan oleh seorang perantau ialah bekerja keras di negeri tempat Ia merantau
Dan apa yang akan dilakukan oleh orang itu ketika Ia kembali ke tempat asalnya??

Yah, Ia akan berusaha untuk memuliakan dirinya.
Menjadikan dirinya sebagai seorang yang terlihat mulia di hadapan warga daerah asalnya.
Ia mungkin akan menggunakan pakaian yang mewah, membagi-bagikan uang, atau bahkan menyewa kendaraan yang mahal untuk memperlihatkan bahwa ia adalah seorang yang mulia.
Ia akan berusaha dengan sekuat tenaga menjadikan dirinya istimewa.

Lantas apa bedanya dengan hidup???

Pertanyaan itu yang mengemuka tatkala saya diberikan kesempatan mendengarkan paparan Ust. Syarifudin dalam momen tahlilan di rumah teman dekat saya, di hari Sabtu malam itu.

Dan paparan itu menjadi penutup untuk sebuah hari yang cukup cerah, setidaknya dibandingkan dengan hari sebelumnya yang membuat Jakarta nyaris seperti sebuah kota terapung.

Akhir pekan ini dimulai dari kunjungan ke kawasan Lido, tepatnya di Hotel Lido Lakes. Kebetulan ada job meliput perusahaan Phillips yang sedang mengadakan meeting di sana. Refreshing awal yang segar, terlebih sebuah kesempatan emas untuk bisa meninggalkan Jakarta yang sekali lagi tidak bisa menghindar dari bencana banjir di tahun ini.

Basa-basi sebentar dengan perwakilan Phillips di sana, tiba-tiba seorang teman dekat menelpon. Ia rencananya akan mengadakan syukuran pernikahannya hari itu. Dan di hari-H ternyata baru ketauan kalau salah satu penerima tamunya berhalangan hadir. Wah, tawaran untuk beramal neh. Sayang waktunya tidak akan keburu, karena penerima tamu harus bersiap sebelum acara dimulai, which is jam 11 pagi.

Akan tetapi, mendapat telepon seperti secara langsung dari teman itu seakan mengingatkan saya kembali kalau saya harus buru-buru kembali ke Jakarta untuk menghadiri acaranya. Terlebih, teman, yang adalah teman kuliah jebolan SMU 68 ini, dulu pernah membantu saya untuk sesuatu yang sangat penting. Sebenarnya Ia telah menikah kurang lebih sebulan yang lalu di Padang, hari itu ialah syukuran atas pernikahannya. Yah, seperti Nguduh Mantu.

Walhasil, langsunglah saya meluncur kembali ke Jakarta meninggalkan seorang kameraman di tengah kesejukan udara Lido. Sayang sekali tak bisa berlama-lama di sana, tetapi toh masih ada banyak waktu dan kesempatan untuk berkunjung ke sana kelak.

Akhirnya kembalilah ke Jakarta, tepatnya di kawasan Cempaka Putih, yang dikabarkan tergolong daerah yang kebanjiran cukup parah kemarin. Di lokasi pernikahan, bahkan air masih menggenang di jalanannya. Melihat sang teman di pelaminan, terus terang saya merasakan sebuah keharuan. Ikut bahagia karena Ia, yang semasa kuliah adalah seorang teman seperjuangan, kali ini bisa menemukan seorang pendamping yang akan menemani hidupnya ke depan.

Yah, seperti biasa di setiap acara pernikahan, yang pertama harus dilakukan ialah mencari rekan se-profesi, maksudnya rekan sesama jomblo (hehe..), untuk menetralisir suasana. Dan ketemulah seorang teman lama asal Psikologi, Mr. Pandu, yang ternyata juga sedang mencari rekan seperjuangan. Yup, yang paling menarik dari setiap acara pernikahan memanglah kesempatan yang ada untuk bertemu kembali dengan teman-teman yang sudah lama tidak bersua.

Ah.....malam itu di kediaman teman saya, yang mengadakan tahlilan tadi, kembali memory perjalanan seharian terputar kembali.

Hidup seperti layaknya seorang perantau.

Kita bekerja keras di dunia ini, akan tetapi tujuan akhir tetap bukanlah dunia ini semata. Toh, ia hanyalah tempat kita merantau. Tujuan akhir kita ialah pulang kembali ke tempat asal kita dengan sebuah kemuliaan. Seorang perantau akan selalu siap untuk pulang ke daerah asalnya apabila diperlukan. Dan, Ia akan selalu berusaha untuk tetap menjadi mulia kapanpun Ia pulang ke daerah asalnya.

Jadi teringat, baru-baru kemarin saya mengeluhkan akan suasana pekerjaan kantor yang saya nilai kurang fair. Seorang teman kemudian mengingatkan, gitu aja kok pusing, toh kerja itu khan minimal kita mencari pahala. Sentilan ringan, dari sosok yang sederhana.

Yah, untuk malam itu, berbeda dengan teman sebelumnya yang sedang dilanda kebahagiaan yang sangat dengan pernikahannya, teman saya yang mengadakan tahlilan ini kini masih dalam suasana berkabung dengan kematian ayahnya. Dua-duanya memanglah teman dekat. Dua-duanya sama-sama beristrikan dokter, yang satu dokter umum dan yang satu dokter gigi. Yah, mirip dengan saya yang beribukan dokter gigi dan mempunyai adik seorang calon dokter. Dekat, dan hari itu membuat suasana hati menjadi campur aduk.

Anyway, malam semakin larut. Kembali harus meninggalkan lokasi acara buru-buru. Kali ini ada pertemuan rutin di kawasan Kukusan, UI bersama teman-teman yang lain. Cukup untuk renungannya, saatnya untuk kembali memupuk modal di dunia ini, sebagai bekal merantau.

"Dan Katakanlah, Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul−Nya serta orang−orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan−Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS At−Taubah (9): 105).


[[Dedicated to my best friend, Rangga dan Andyan]]

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.