Break from the Pack

Tuesday, September 23, 2008


Colin Powell pernah mengatakan, “Pilih pertempuran Anda dengan sangat selektif, kemudian masuklah dengan kekuatan yang berlimpah.”

Kutipan ini saya ambil dari buku terbarunya Oren Harari, “Break from the Pack”. Isinya menceritakan tentang strategi bersaing perusahaan di tengah ekonomi peniruan yang ada saat ini. Isinya sangat berbobot, kombinasi yang cukup pas antara dunia intelektual dan praktis.
Namun saat ini, saya hanya ingin membahas aspek praktisnya saja.

Kalimat Colin Powell di atas menjadi pengantar dari Oren Harari ketika membahas tentang strategi untuk keluar dari kerumunan. Bentar...sebelum lanjut...sebetulnya kerumunan itu apa sih? Kerumunan adalah produk rata-rata. Contoh, dulu sebelum HP mulai booming, yang namanya counter HP jumlahnya sedikit sekali. Tapi sekarang bisa dikatakan setiap jarak 100 m kita sudah bisa mendapati ada 1 counter HP yang berdiri disana. Counter-counter HP itu adalah kerumunan, dan hanya counter HP yang bisa memberikan nilai lebih kepada konsumenlah yang akan bertahan keluar dari kerumunan.

Ok, intinya adalah kalimat dari Colin Powell ini merujuk pada pemilihan lahan bisnis yang selektif dan all out dalam menjalaninya. Masuk ke contoh kasus. Di AS, Whole Foods Market senilai $ 5 Milliar versus Kroger bernilai $ 60 Milliar. Ternyata Return on Asset-nya Whole Foods 70 kali lipat dari Kroger, sementara margin keuntungannya lebih besar 6 kali lipat. Mengapa perusahaan yang nilainya jauh dari Kroger bisa mendatangkan angka profitabilitas yang lebih tinggi? Whole Foods berfokus pada makanan alami. Kroger memang juga masuk di pasar ini, tetapi seluruh brand, keahlian, inovasi dan rantai makanan serta skala Kroger dibangun di sekitar segmen pasar ini. Ruang lingkupnya menjangkau sampai setiap perkebunan dan persiapan dari segala sesuatu dari mulai sayur-sayuran sampai ayam untuk memastikan bahwa label alami dan organik adalah autentik dan bukan sebagai cara dari pemasaran.

Contoh lain, Jet Blue dengan nilai $ 1,6 Milyar mengalahkan United Airlines dengan nilai $ 16,6 Milyar. Jet Blue berfokus pada rute yang dipilih dengan hati-hati dengan potensi keuntungan, perjalanan langsung dari titik ke titik, pesawat baru yang memerlukan sedikit perawatan, kompensasi dengan upah lebih rendah cuman dengan kepemilikan saham, kepemimpinan secara langsung (eksekutif bekerja di atas pesawat untuk dapat tetap bersentuhan dengan bisnis), karyawan yang tidak bergabung dengan serikat pekerja dan dapat melakukan berbagai macam pekerjaan, produktivitas tinggi, efisiensi dengan 70% tiket terjual via website, dan agen pemasaran yang bisa bekerja dari rumah. Efeknya sementara pertumbuhan Jet Blue mencapai 33% dalam setahun, United Airlines mengalami kerugian tahunan multimilliar dollar di tahun 2006.

Contoh kasus dalam negeri, Rumah Video. Secara terus terang, Rumah Video sempat keluar dari fokus awalnya, video. Contohnya RV sempat bermain-main di ranah website yang sebetulnya belum menjadi kompetensinya. Memang tawarannya menarik, demandnya juga besar, hanya saja untuk fase awalan, hal ini mengaburkan fokus dan konsentrasi, dan lumayan menyita waktu dan tenaga. Makanya dalam evaluasi tengah tahun kemarin, Rumah Video bertekad untuk kembali ke khittahnya, dengan kembali ke jalur per-video-an, terutama video dokumentasi dan video profile.

Ok, satu lagi aspek menarik yang ingin diceritakan dari buku ini adalah tips berikutnya, satukan tiap bagian untuk meraih tujuan puncak. Apa tujuan puncak dari suatu perusahaan berdiri? Mencari keuntungan sebesar-besarnya, menjadi pemimpin dalam industri, membangun sebuah reputasi handal. Setiap perusahaan seharusnya mempunyai tujuan yang lebih besar dari itu, yang dengan tujuan itu perusahaan mampu untuk memotivasi karyawannya untuk memberikan yang terbaik dalam aktivitas operasionalnya.

Ingat dengan slogan Microsoft, komputer dalam setiap rumah tangga. Dulu hal ini sesuatu yang masih dianggap muskil, bahkan oleh IBM sekalipun yang masih menganggap bahwa masa depan komputer adalah mainframe yang ukurannya besar, harganya mahal dan hanya digunakan oleh lingkungan perkantoran. Tapi lihat sekarang?

Coba lihat beberapa tujuan tertinggi produk/perusahaan berikut.
- Jamba Juice --> ”Untuk membantu kita hidup lebih sehat dan lebih seimbang, kehidupan yang lebih natural, dan kehidupan yang lebih bermanfaat.”
- Google --> ”Memanfaatkan, mengatur dan mengategorikan semua informasi di planet, sehingga setiap orang dapat dengan mudah mengaksesnya untuk kebutuhan yang unik dengan medium apa pun yang kita pilih, baik teks, audio maupun video.”
- Procter and Gamble --> ”Membantu orang-orang memecahkan setiap masalah yang ada di rumah.”
- TiVo --> “membebaskan waktu dan tenaga orang dengan memberi orang-orang pengendalian total melalui penglihatan mereka.”
- Starbucks --> “Menciptakan suatu tempat mengungsi bagi semua orang, tempat mereka dapat melarikan diri dari kemalangan dan kesengsaraan akibat kekacauan di dunia luar, suatu tempat yang aman dan tenang sehingga menjadi tempat ketiga bagi customer untuk menghabiskan waktu.”
- FedEx --> “Memberikan suatu rasa aman bagi masyarakat bahwa dokumen mereka akan dikirimkan pada orang tertentu pada hari berikutnya.”
- Cirque du Soleil --> “Menyalakan kembali emosi dan kepekaan orang dewasa dengan cara yang pernah mereka alami di masa kecil, tetapi tidak pernah mereka bayangkan terjadi di usia dewasa.”
- IKEA --> “Memberikan kehidupan sehari-hari yang lebih diperkaya dan lebih berkelas pada orang biasa.”
- Petakumpet* (diambil dari bukunya Mas Arief Budiman, Jualan Ide Segar)  ”Menikmati hidup yang luar biasa dengan terus menciptakan ide hebat.”
- Rumah Video --> Pilih option berikut.
o Menjadi perusahaan media audio visual yang profesional dan terkemuka di Jakarta, atau
o Memberikan kenikmatan yang luar biasa bagi masyarakat dan emosional yang sentimentil ketika menyaksikan cuplikan perjalanan hidup mereka tersaji di depan mata mereka, atau
o ………………………………. (monggo idenya……..)

Anyway, cukup sekian dahulu. Saya belum ingin menjanjikan tulisan ini ada lanjutannya atau tidak. Cukup dulu janjinya….

0 comments:

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.