Bumi Borneo

Monday, September 24, 2007


Minggu ini termasuk salah satu minggu yang berkesan. Hal ini dikarenakan, setelah kurang lebih 10 tahunan, saya diberi kesempatan untuk menginjakkan kaki kembali di bumi Borneo Kalimantan, tempat di mana masa kecil saya dihabiskan selama kurun waktu 5 tahunan. Memang saya belum berkesempatan untuk mengunjungi tempat tinggal masa kecil saya di Banjarbaru, sekitar 30 km-an dari Banjarmasin. Akan tetapi kesempatan menyambangi Balikpapan selama 2 hari, seakan mengembalikan beberapa memori lama yang indah di negeri ini.

Banjarbaru saya tinggali selama kurun waktu 1992 hingga 1997. Saya ingat, pertama kali saya pindah ke Banjarbaru adalah ketika saya menginjak kelas 4 SD. Momen menjelang pindah ke daerah ini dari Palembang saat itu benar-benar menjadi momen yang tidak mengenakkan bagi saya. Ketika itu, yang ada di bayangan saya akan Kalimantan adalah sebuah daerah terasing yang banyak ditinggali oleh suku-suku pedalaman yang notabene masih primitif. Terlebih mengingat saya saat itu sangatlah berat meninggalkan teman-teman satu pergaulan. Tapi apa boleh buat, pekerjaan Bapak yang PNS di Departemen Pertanian otomatis menuntut komitmennya untuk rela berpindah domisili manakala panggilan dinas memanggil. Sementara ibu yang berprofesi sebagai dokter gigi pada akhirnya menyesuaikan diri dengan domisili tugas Sang Bapak.

Masa-masa awal di sini bukanlah sesuatu yang ringan. Di awal-awal perpindahan, terus terang saya dikejutkan dengan standar pendidikan di Banjarbaru yang ternyata tidaklah malah lebih rendah dari Palembang. Bahkan saya berani menilai bahwa standar di sana lebih tinggi dibanding dengan Palembang. Selain itu, metode pengajarannya juga lebih kreatif. Masa-masa ini ialah masa-masa dimana saya diberikan kesempatan untuk menyaksikan sebuah dedikasi yang tinggi dari sosok pengajar di daerah yang tidak bisa terbilang daerah maju. Betapa ketika itu saya melihat sosok seperti Pak Wagiyo dan Pak Ngatijo, keduanya adalah Wali Kelas 5 dan 6, yang benar-benar menunjukkan arti sebuah istilah pahlawan tanpa tanda jasa. Dan bahkan yang mengharukan, hingga belasan tahun sampai saat ini, beliau masih tetap mengingat saya, dan beberapa kali tetap mencoba mengkontak via telepon.

Banjarbaru adalah tempat dimana saya mulai mengenal arti sebuah kompetisi. Dimulai dari terpuruknya saya di peringkat kelas ketika pertama kali pindah ke sana. Padahal, sebelumnya di Palembang peringkat pertama adalah sebuah kelaziman. Bertahap kemudian, setelah fase adaptasi yang cukup lama, Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk meraih beberapa prestasi di sana, hingga puncaknya terpilih sebagai siswa teladan tingkat provinsi KalSel. Yah, terus terang sekali lagi ini semua adalah berkat jasa dan bimbingan para pahlawan saya tadi.

Banjarbaru juga tempat dimana saya merasa begitu dekat dengan orangtua saya dan terutama profesi mereka. Rumah saya yang terletak di depan kantor Bapak otomatis membuat saya seringkali justru malah bermain-main di sana saat Bapak dan pegawai-pegawai lainnya sibuk bekerja. Sementara itu, sekolah yang kebetulan letaknya berdekatan dengan tempat bekerja ibu, yaitu RSUD Banjarbaru, otomatis membuat saya sering mampir ke sana sepulang dari sekolah. Terus terang karena seringnya saya bolak balik ke Rumah Sakit membuat saya sempat bercita-cita untuk menjadi seorang dokter. Dan mungkin cita-cita itu akan tetap seperti itu bilamana saya lebih lama lagi tinggal di sana.

Balikpapan memang masih sangat jauh dari Banjarbaru. Berdiri di Hotel Grand Senyiur, di malam itu saya bertekad suatu saat nanti saya akan kembali ke Banjarbaru, Insya Allah....

Salam,

Budi Setiawan
"Once Upon a time become citizen of Borneo"

NB –
1) Sayang sekali proyek yang saya tangani kemarin hanyalah proyek jangka pendek. Satu bulan menangani Kalimantan, dengan deadline yang ketat, kini saya sudah harus meninggalkannya.

2) Hari ini akan ada Buka Puasa Bersama Karyawan Ericsson. Pembicaranya ialah Habiburahman El Shirazy (Kang Abik), pengarang best seller Ayat-Ayat Cinta, can’t wait for it..

0 comments:

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.