Andakah Pengangguran Terselubung itu???

Tuesday, August 21, 2007

Berdasarkan data Laporan Bank Indonesia 2006, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia sedikit menurun dari 11,2% pada 2005 menjadi 10,3% pada 2006. Jumlah ini masih relatif lebih besar bila dibandingkan dengan periode sebelum krisis, yang rata-rata sebesar 5,5%. Di sisi lain, persentase sebesar di atas hanya menghitung jumlah pengangguran terbuka, yang berarti tenaga kerja yang benar-benar tidak memiliki pekerjaan, sementara jenis pengangguran lain yang disebut dengan pengangguran terselubung tidak ikut dihitung.

Berbicara masalah pengangguran terselubung, ada yang mengatakan bahwa pengangguran terselubung memiliki arti orang yang bekerja namun kapasitas pekerjaan yang di lakukannya di bawah 25% dari jumlah efektif waktu jam kantor. Dengan asumsi jumlah efektif jam kantor rata-rata adalah 8 jam, berarti waktu pengangguran terselubung melakukan pekerjaannya adalah 2 jam.

Nah, pengangguran terselubung ini lah yang jumlahnya disebut-sebut sangat besar. Dia bisa jadi berada tidak jauh dari Anda, mungkin dia adalah teman sekantor Anda, teman yang berada di samping Anda atau malah Anda sendiri.

Bicara masalah ini, saya harus akui bahwa selama kurang lebih 1 minggu ini saya bisa dikategorikan sebagai pengangguran terselubung. Kenapa demikian?
Sekedar gambaran, saya saat ini masih bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi yang sistem kerjanya berdasarkan atas project. Berdasarkan teori perilaku organisasi, sistem organisasi yang seperti ini menganut sistem Matrix. Sistem Matrix memiliki arti selain karyawan secara struktural berada di bawah naungan satu Departemen yang dikepalai oleh satu orang Line Manager, ia juga berada di bawah kendali minimal satu project yang diketuai oleh satu Project Manager.

Pada sistem ini, baik project maupun departemen memiliki cost centre. Akan tetapi cost centre yang biasanya diperuntukkan untuk karyawan adalah cost centre dari project. Nantinya masing-masing karyawan diminta untuk secara rutin meng-update jam kerja berikut aktivitas kerjanya sehari-hari di dalam satu Network Number yang nantinya akan di-charge ke Cost Centre.

Well, hard to say, tapi sudah semenjak 1 mingguan ini pasca saya direleased salah satu project, saya belum lagi menghandle project lagi. Otomatis saya belum lagi mempunyai NN untuk meng-charge pekerjaan saya di kantor. Jadi, dengan berat hati saya harus mengakui kalau akhirnya saya terpaksa harus menambah statistik pengangguran yang ada di Indonesia, paling tidak selama 1 minggu kemarin...sory sory Pak SBY...:(

Sebenarnya saya ingin mengatakan bahwa untuk melihat apakah Anda termasuk penggangguran terselubung atau tidak, bisa dilihat dari jumlah postingannya dan jam komentar di tiap blog. Akan tetapi analogi seperi ini sebetulnya hanya cocok diterapkan untuk mereka-mereka - yang berdasarkan definisi yang telah kita sepakati – tergolong TDB. Sementara mereka yang tergolong Amfibi atau malah full TDA, bisa jadi postingan di blog adalah termasuk bagian dari strategi bisnis.

Selain itu, definisi pengangguran terselubung yang mengatakan bahwa kapasitas pekerjaan yang di lakukannya di bawah 25% dari jumlah efektif waktu jam kantor atau malah definisi lainnya yang mengatakan bahwa ia adalah orang yang bekerja di bawah 35 jam seminggu juga tidak cocok untuk ditasbihkan kepada sosok yang sudah menjadi TDA. Karena bisa jadi walaupun terlihat sepertinya orangnya tidak bekerja, akan tetapi sistem yang dibuatnya sebenarnya masih bekerja.

Oleh karena itu, berbahagialah mereka-mereka yang sudah TDA, karena otomatis ia tidak akan ikut-ikutan menambah statistik pengangguran yang ada di Indonesia. Bahkan, yang pasti, sosok-sosok seperti inilah yang akan membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Amin.

2 comments:

Pami said...

Ada lagi yang bilang, pengangguran terselubung itu orang-orang yang pekerjaan yang ditekuninya nggak sesuai dengan studinya (sekolahnya). Misalnya, seorang sarjana sastra yang kerja jadi kepala gudang dan sebagainya....bener nggak,mas?

Budi Setiawan said...

Mmmm...cman kalo memang ternyata dia mempunyai produktivitas yang tinggi ketika menjadi kepala gudang khan ga berarti dia pengangguran dunk??
kalo sy lebih melihat di result, bukan di asal muasal..

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.