Mengintip Dunia Kedokteran

Sunday, October 21, 2007


Masa cuti bersama yang panjang akhirnya akan berakhir senin ini. Terus terang saya harus akui saya begitu menikmati masa cuti panjang kemarin. Aktivitas kantor diistirahatkan, kuliah diliburkan hingga semua urusan Rumah Video juga dihentikan untuk sementara. Masa-masa relaksasi kali ini memang dari awalnya ingin saya niatkan untuk berhenti sejenak dari rutinitas harian.

Masa liburan kemarin memang tidak saya isi dengan mudik. Memang biasanya keluarga kami tiap tahunnya melakukan ritual ini. Akan tetapi untuk tahun ini kami memutuskan untuk istirahat sejenak dari aktivitas ini. Yah, tahun ini kami memutuskan untuk menghindarkan diri dari sebuah kondisi yang disebut kemacetan. Kami ingin sekali menikmati kondisi Jakarta tanpa kemacetan. Jadilah akhirnya Ngawi, yang merupakan kampung halaman ayah ibu saya, untuk sementara waktu tidak dikunjungi.

Ada 2 kondisi yang sangat saya nikmati selama istirahat kemarin. Yang pertama adalah saya bisa punya waktu luang cukup banyak untuk menjalani kegemaran membaca saya. Yang kedua adalah saya jadi punya waktu lebih untuk berdekatan dengan keluarga. Beberapa hari kemarin dijalani dengan menemani ayah ibu berkunjung ke rekan-rekan mereka.

Terkait dengan dunia orangtua saya, saya harus mengakui memang beberapa tahun ke belakang saya tidak lagi terlalu intens mengikuti aktivitas rutin mereka. Padahal dahulu ketika masih tinggal di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, di masa-masa SD dan SMP, nyaris setiap hari saya pasti meluangkan waktu untuk mampir ke kantor mereka.

Tempat ibu bekerja, yaitu RSUD Banjarbaru, lokasinya berdekatan dengan SD dan SMP saya, sehingga nyaris setiap pulang sekolah saya akan mampir kesana terlebih dahulu. Sangat menyenangkan rasanya di waktu itu bisa mengamati aktivitas-aktivitas harian dokter dan perawat di sana. Juga menjadi keasyikan sendiri setiap kali menyaksikan ibu yang berprofesi sebagai dokter gigi sedang beraksi dengan kursi giginya.

Sementara itu, tempat ayah saya bekerja, yaitu BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura), letaknya di depan rumah dinas kami. Otomatis nyaris tiap hari saya bisa bermain di sana. Bahkan, waktu liburan pun, saya sering isi dengan bermain di halaman kantornya yang luas dan sering kali memanfaatkan fasilitas ruang komputernya yang cukup lengkap kala itu.

Yah, rasanya memang sudah lama sekali. Selepas dari Banjarbaru memang saya sudah jarang lagi menengok aktivitas harian kedua orangtua saya di kantornya. Bapak sekarang sudah pensiun dan lebih banyak di rumah. Sementara Ibu, ketika pindah ke Jakarta, tidak bisa mendapatkan penempatan di Rumah Sakit, sehingga akhirnya sekarang berkarier di Departemen Kesehatan, yang lokasinya cukup jauh dari rumah.

Oleh sebab itu, rasanya kemarin cukup menghiburkan ketika saya bisa menemani ibu berkunjung ke tempat rekan-rekannya di Departemen Kesehatan. Dimulai dari kunjungan ke Pak Ahmad Syafei yang sekarang menjabat Sekjen Depkes, orang nomer 2 setelah Bu Menkes. Beliau adalah pejabat karier tertinggi yang ada di Departemen itu. Iya karena biasanya memang jabatan di atasnya yaitu menteri sudah menjadi jabatan yang politis. Yang menarik ketika berkunjung di sini ialah pembicaraan tentang rencana beliau dan istri setelah pensiun kelak. Mereka membicarakan tentang kemungkinan untuk membuat sekolah keperawatan, beserta semua tetek bengeknya, membicarakan tentang kekurangan dunia kedokteran Indonesia saat ini, dan sebagainya. Yah, saya senang-senang saja bisa mendengarkan sesuatu yang baru seperti ini.

Kunjungan kedua adalah kunjungan ke bos langsung Ibu, yaitu Dr. Farid Husain. Beliau sekarang menjabat sebagai Dirjen Yanmedik (Pelayanan Medik). Yang menarik tentang dokter bedah ini ialah beliau kemarin salah satu dari tim inti negoisator antara RI dan GAM. Keberaniannya untuk menembus belantara Aceh untuk bertemu dengan para petinggi GAM bahkan diakui oleh mantan presiden Finlandia, Marti Ahtisaari, yang menjadi fasilitator. Lebih lengkapnya tentang kisahnya bahkan sudah dibukukan, dengan judul To See the Unseen.

Kunjungan terakhir ialah kunjungan ke Prof. Kusumanto, yang ternyata adalah pendiri Rumah Sakit Dharmawangsa. Yang menarik, keempat anaknya sendiri sebetulnya punya latar belakang pendidikan berbeda-beda, tapi akhirnya sekarang semuanya berkecimpung di dunia kedokteran. Seperti contohnya seorang anaknya yang ternyata adalah lulusan Teknik Sipil UI tahun 1985, sebelumnya sempat bekerja lama di kantor konsultan sipil, namun saat ini ikut menangani Rumah Sakit Dharmawangsa ini.

Yah, sekali lagi cukup menarik mendengarkan pembicaraan dari sebuah dunia yang berbeda. Paling tidak, saya sudah mencoba untuk tidak menjadi seperti katak yang terdiam saja dalam tempurungnya...:D

0 comments:

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.