Sehat, To be or not to be

Sunday, November 04, 2007


Selasa kemarin, saya bersama beberapa teman-teman kantor menjalani medical check up rutin di RS Siloam, Karawaci. Terakhir kali saya melakukan medical check up ialah saat saya sedang menjalani tes masuk di kantor saya sekarang ini, sekitar 1 tahun dan 6 bulan yang lalu. Total, ini adalah medical check up saya yang ketiga. Hanya saja, bila hanya dihitung medical check up yang dilakukan di masa ketika saya menjadi karyawan, maka ini merupakan check up saya yang pertama. Dan memang harus diakui, medical yang dilakukan pun juga lebih komplit dari check up saat fase penerimaan.

Contohnya, bila saat penerimaan tidak ada jadwal konsultasi dengan dokter spesialis, maka ketika medical kali ini, juga dilakukan konsultasi dengan dokter spesialis jantung dan THT. Lalu, sebagai pendukung data untuk dokter jantung, dilakukanlah yang namanya treadmill. Bila ada yang belum tahu treadmill, wah kemane aja ente…hehe…intinya kita berjalan cepat dan berlari di mesin yang otomatis terus berputar. Kecepatan mesin akan terus bertambah setiap 3 menit sekali, terakhir setelah 9 menit, mesin akan berputar cepat sehingga mau tidak mau kita harus berlari untuk mengimbanginya.

Oke, cukup pendahuluannya. Sekarang cerita agak detail yah.

Perjalanan kemarin dimulai dari kantor di Wisma Pondok Indah. Total personel yang berangkat ada saya, Pelindra, Fahmi, Mas Bimbi, Sandi, Adi, dan Pak Taufik. Kita berangkat sekitar jam 7 dan untuk menghindari macet di jalan panjang (gara2 busway neh) maka kita memilih memutar lewat tol BSD dan terus melewati jalan perumahan hingga tembus lagi di tol Tangerang. Sampai di Rumah sakit sekitar jam 8-an, kita dipersilahkan untuk menunggu di Guest Room dan mengganti pakaian kita (pakaiannya seperti yang terlihat di foto yah).

Kemudian kita mulai dipanggil secara bergantian. Saya termasuk orang yang dipanggil duluan. Tes yang pertama dilakukan ialah tes standar. Kita diukur tinggi dan berat badannya, diukur tensinya dan diambil darahnya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian kita akan diukur denyut jantungnya dengan alat yang kalo ga salah namanya kardiograf. Yang pasti sekujur badan kita ditempeli dengan alat2 pengukur, yang total katanya ada sekitar 10 buah. Dari sana nantinya akan didapatkan grafik denyut jantung kita seperti apa.

Next, setelah menunggu lagi beberapa lama, tes dilanjutkan dengan konsultasi dengan dokter umum. Saya ditanya detail tentang riwayat kesehatan saya dan keluarga. Diperiksa mata, gigi, dicek lagi denyut nadinya. Standar gitu deh pokoknya. Dari sini ketauan deh oleh dokternya kalau salah satu gigi saya ada yang berlubang. Yah, tambalannya sedang copot seh. Untung saja dokternya tidak tahu kalau ibu saya adalah dokter gigi, wah bisa dicela abis-abisan saya...hehe..

Kemudian pemeriksaan dengan USG dilakukan untuk melihat fungsi alat2 dalam tubuh, seperti ginjal, dll. Yang lucu di pemeriksaan ini ialah perawatnya yang bolak-balik ngoceh, dan setiap ingin menanggapi, sang perawat dengan sigap selalu menyuruh tahan nafas dan hembuskan..hhh...
Kemudian test paru-paru dilakukan dengan menahan nafas dan menghembuskannya kencang-kencang di satu selang yang dihubungkan dengan alat pengukurnya. Karena kebetulan kompor di rumah sudah memakai elpiji, yah kontan saya agak kurang terbiasa ketika diminta untuk meniup. Akhirnya, harus diulangi dua kali deh testnya. Test berikutnya ialah test urine. Yang ini sih test biasa dan memang benar-benar sudah dipersiapkan sebelumnya dengan cara minum air banyak-banyak dan menahan untuk mengeluarkannya dari pagi.

Nah, sehabis test ini baru kemudian kita diperbolehkan untuk sarapan. Oh ya, saya lupa bilang kalau sebelum medical check up kita diminta untuk puasa dulu dari jam 10 malam. Kebayang khan gimana laparnya kita waktu itu. Saat sarapan itu, tercatat waktu menunjukkan pukul 10 lewatan.

Test selanjutnya ialah test pendengaran. Kita dimasukkan ke dalam satu bilik kecil dan kemudian kita diberikan earphone. Setiap kali ada suara yang terdengar, kita diminta untuk menekan tombol yang tersedia di sana. Yang membuat susah, semakin lama suara yang ada itu semakin kecil, sehingga nyaris tidak terdengar. Cuman sebetulnya seh test ini bisa disiasati. Perawat yang mengaktifkan suara ada di depan kita. Ketika ia ingin mengaktifkan suara, bisa dilihat dari tangannya yang bergerak. Jadi, tinggal diikuti saja, hehe..

Next step, yang paling melelahkan..Treadmill...Seperti yang saya bilang sebelumnya, testnya dibuat bertahap, setiap 3 menit kecepatan bertambah. Sebelum dimulai seluruh badan kita dipasangi lagi alat2 yang sama saat pemeriksaan jantung. Maksudnya untuk mengukur denyut jantung kita. Sebetulnya testnya asyik juga karena sekalian olahraga. Tetapi, jujur lama-lama bosan juga. Bolak-balik nanya jam sama sang perawat dan mungkin gara-gara itu treadmill saya distop di menit ke-10. Memang seh di awal dia sempat bilang 10 menitan. Tetapi, setelah test saya baru tahu kalo sebetulnya lama treadmill-nya itu tergantung dari denyut jantung kita. Kalau dirasa denyut jantung kita masih belum terlalu tinggi treadmill bisa dilanjutkan terus. Wah, sebetulnya seh saya masih kuat, tapi sudah keburu distop seh [hehe...ini seh pembelaan diri].

Langsung disambung dengan konsultasi dengan dokter jantung. Ditanya semua historikal penyakit lagi, kebiasaan-kebiasaan yang bisa menjadi penyebab penyempitan pembuluh darah atau istilah kerennya jantung koroner. Alhamdulillah, masih dianggap normal. Tetapi tetap diminta untuk rajin olahraga dan menurunkan sedikit berat badan [walopun dia bilang masih batas normal..tetep pembelaan diri].

Test selanjutnya ialah test rontgen. Hasilnya belum ketauan, yang pasti standar lah testnya. Terakhir, kita dipertemukan dengan dokter THT. Terus terang ini dokter yang paling seram di sana. Ibu-ibu, rambut merah dan memakai senter yang diikat di kepalanya. Gaya bicaranya tegas, bahkan perawat di sana pun sebelumnya kena semprot terlebih dahulu di kala persiapan dirasa kurang.

Yup, akhirnya semua test selesai. Kita makan siang, dan karena ada beberapa teman-teman yang masih belum selesai saya dan lainnya ngaso-ngaso dulu di ruang tunggu sambil menyetel TV. Karena acara yang tersedia siang-siang bolong begitu adalah acara gosip dan berita, jadilah kita bergosip2 ria, mulai dari masalah artis ampe masalah perabotan rumah tangga.

Sebetulnya jenis medical check up yang kita jalani belumlah jenis yang paling lengkap. Saya sempat membaca brosur penawaran di sana sekilas, paket yang kita jalani sebetulnya baru paket kedua, yaitu silver. Masih ada paket Gold, Platinum dan lain-lain yang lebih komplit dan yang pasti, mahal. Di paket silver ini hanya ada 2 dokter spesialis. Bila teman-teman ada yang tertarik untuk paket-paket lainnya, jumlah dokter spesialis dan jenis testnya semakin banyak. Ada dokter kulit, gigi hingga kelamin..

Moral storynya, paling tidak karena adanya medical check up ini kita kembali diingatkan akan pentingnya pola hidup sehat. Beberapa teman-teman yang merokok kebagian diceramahi panjang lebar oleh sang dokter di sana. Yup, semangat untuk memperbaiki diri soal kesehatan ini kembali berkobar. Bahkan kita sempat berikrar untuk ikut salah satu klub kesehatan yang lokasinya dekat kantor dan sekarang kebetulan menawarkan program promosi. Hmm..mantap bukan.

Akhirnya, pulanglah kita ke titik start kita dengan keinginan merubah diri. Melewati daerah Pondok Kusir, teman mengusulkan ada tempat roti dan mie Aceh yang enak di sana. Mampir ke sana, baru tahu kalau Roti Ceni khas Aceh itu dimakannya barengan dengan kaldu kambing...Wah kolesterol dan tekanan darah naek mendadak lagi neh...Pulang kantor jam 4an, rekan dari Rumah Video mengajak untuk ketemuan di Obonk Cilandak. Ada urusan penting katanya. Wah kontan menolak lah. Ga enak dengan dokter jantung kalau langsung secepat itu memanjakan perut ini. Tempat pun kontan diganti ke markas saja. Malamnya, sehabis ketemuan ini, teman kuliah mengajak untuk kerja kelompok di Plaza Senayan. Sempat nongkrong beberapa lama di salah satu kedai kopi di sana, karena kemalaman akhirnya kita harus pindah ke tempat lain yang tutup lebih malam. Akhirnya cuma bisa ketemu dengan restoran fast food 24 jam. Yah nasib, secepat itu harus ketemu dengan godaan. Untung saja, medical check up berikutnya masih 1 tahun lagi..

NOTE : Buat semua...tetep jaga kesehatan yah, ingat..Men Sana In Corpore Sano...di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat

0 comments:

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.